Tuesday 6 October 2015

CLASSIC INTERVIEW: Interview kami bersama Addy Gembel (FORGOTTEN vokalis) (Bahasa Indonesian)


Interview kami bersama Addy Gembel (FORGOTTEN vocalist)
Di: Bandung, Jawa Barat, Indonesia
29 November 2012
Interview oleh: Kieran James dan Popo (BUSUK WEBZINE)
Penerjemah & extra comments oleh: Popo (DEMONS DAMN & BUSUK WEBZINE)
FORGOTTEN: Addy Gembel (vocals), Toteng (guitar), Gan-Gan (guitar), Diki (bass), dan Rifki (drums).
Kieran James1: Pertama-tama bisakah kamu menceritakan awal mula sejarah dari band? Kami akan memasukannya dalam buku sejarah dan untuk BUSUK WEBZINE.

EXTEND STUDIO Ujungbronx - Glenn & Uus
Addy1: Pertama-tama kami mengawali FORGOTTEN pada 1994 di Ujung Berung [Bandung Timur Jawa Barat, Indonesia]. Kami mendapatkan inspirasi dari death-metal Florida, SOLSTICE, MALEVOLENT CREATION, TESTAMENT, ANTHRAX, dan band-band seperti itu. Kami membuat album pertama kami pada tahun 1997. berjudul Future Syndrome. Musik album pertama kami seperti old-style death-metal yang terinspirasi oleh OBITUARY, GORGUTS, MALEVOLENT, SOLSTICE, lebih banyak seperti crossover DM. Di release oleh Palapa Records. Pada saat itu kami tumbuh bersama JASAD, BURGERKILL, dan DISINFECTED – saat itu adalah era pertama dari Ujung Berung DM.

Lalu album kedua tahun 1998. Berjudul Obsesi Mati dan di release oleh ESP [Extreme Souls Production,Bandung]. 

Popo2: Bagaimana perbedaan sound yang ada di album kedua?


Addy2: Musiknya lebih agresif dan cepat karena pada saat itu kami mendapatkan banyak influence dari old British [Inggris] grindcore dan band-band seperti TERRORIZER. Kami menemukan landasan untuk lirik FORGOTTEN di album ini – sarcastic, sinis, dan sangat kritis pada situasi disekeliling kami. Masih dalam rezim Suharto. Lebih seperti lirik punk. Hingga sekarang kami memiliki lima album. Line-up nya telah berbeda untuk album kedua. Kami mengganti drummer menjadi Andris; dia bermain untuk album kedua.

Setelah itu pada tahun 2000 kami me-release album ketiga kami, berjudul Tuhan Telah Mati, album paling controversial. Setelah kami mengeluarkan album ini kami mendapat banyak masalah dari kelompok muslim radikal. Kami mendapat banyak penindasan dari kelompok radikal seperti FPI [Front Pembela Islam]. Mereka men-teror kami, mendapat penolakan, dan stasiun radio dilarang memainkan album ini.

Pada 2003 kami mengeluarkan album ke empat berjudul Tiga Angka Enam. Toteng dan saya adalah personil asli semenjak band ini terlahir dan kami yang paling tua [tertawa]. Ferly hanya bermain di album pertama lalu Ia keluar dan bergabung bersama JASAD.

Pada 2007 kami me-released kembali album ke empat kami dalam bentuk CD karena aslinya kami hanya mengeluarkan dalam bentuk kaset. Bersama Rottrevore Records. Kami harus menunggu tujuh tahun hingga kami mengeluarkan album terakhir kami pada 2011 yang berjudul Laras Perlaya.

KJ3: Mengapa harus menunggu begitu lama untuk mengeluarkan album terakhir?

Addy3: Karena perubahan kehidupan – orang-orang menikah dan fokus pada keluarga dan pekerjaan mereka. Kami memutuskan dan harus beristirahat untuk sementara dan menjalani kehidupan kami. Kami masih bermain di panggung. Pada 2008 kami mulai jamming lagi untuk album selanjutnya dan telah dikeluarkan pada 2011.

Kami hidup di tiga dekade teknologi recording. Di album pertama kami melakukan rekaman live karena sulitnya menemukan studio rekaman. Album ke dua adalah era digital. Album ke tiga memasuki sistem analog dan tentu saja ke empat juga. Untuk album terakhir kami menggunakan recording digital. Tentu saja ini penting untuk sound kami. Kami menganalisa lebih dari setahun dan menemukan teknologi sound baru yang lebih baik untuk digunakan… kamu tau, globalisasi…

Popo4: Apakah ada banyak perubahan dari waktu ke waktu dalam ide-ide lirik?

Addy4: Kami mencoba untuk menanggapi situasi dalam hidup kita sehari-hari. Untuk album pertama kami masih 17tahun, baru lulus dari SMA dengan banyak kemarahan. Kami berbicara tentang isu-isu lingkungan dan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Album ketiga adalah lebih tentang masalah pribadi dan ekspresi pribadi. Terlalu banyak omong kosong disini, kami tidak perduli, itu nyata. Album kedua mengenai isu-isu sosial. Label record memberikan uang untuk menyewa sebuah studio yang baik, kami mencoba yang terbaik untuk recording. Liriknya lebih sarkastik, sinis, dan agresif. Kami memiliki banyak masalah dengan album itu. Untuk album terakhir lebih menyenangkan, kami tidak punya sasaran, band bukan pekerjaan bagi kami [tertawa], band adalah sesuatu yang harus dilakukan sambil bersenang-senang. Kami masih berbicara tentang ide yang sama tapi lebih metafora dalam lirik kami. Musik nya lebih progresif, kami tidak menjual atau apa pun …

KJ5: Apa makna dari album ketiga yang berjudul Tuhan Telah Mati bagimu?

Addy5: Saya membaca [Friedrich] Nietzsche, Saya mengutip-nya, saya telah berdiskusi dengan teman-teman yang memiliki minat yang sama dalam filsafat.

KJ6: Apakah kebanyakan dari lirik-lirik mu berbahasa Inggris, Bahasa Indonesian atau Bahasa Sunda [bahasa tradisional daerah Bandung]?

Addy6: Liriknya dalam Bahasa Indonesia. Di album kedua saya menggunakan lirik Sunda dalam satu lagu. Dalam album yang baru kami berkolaborasi dengan musisi tradisional TARAWANGSA dan BELUK.

Popo7: Mengapa kamu memutuskan untuk berkolaborasi?

Addy7: Awalnya saya meneliti music tradisional Sunda. Kami mencoba untuk pemetaan. Banyak musik tradisional Sunda yang langka oleh karena situasi [i.e. pesatnya budaya barat dan modernisasi]. Mereka tidak memiliki generasi baru untuk melanjutkan musik dan tradisi. Saya cukup tertarik dengan music tersebut. Pada pertemuan band saya mengusulkan proyek ini dengan mereka. Mereka tertarik dan setuju. Sulit pada awalnya untuk mencocokkan dua style. Mereka sangat ekstrim bagi saya. Kami bermain berbeda dan sulit untuk menemukan formula untuk mencampurkannya. Butuh waktu hampir satu tahun untuk melakukannya dengan mereka. Kami mencoba untuk memahami musik masing-masing. Kami melakukannya. Kami sepakat untuk tidak menamai musik ini sebagai "tradisional". Kami setuju bahwa musik ini hanya musik sederhana. Kami datang untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa.

KJ8: Apakah Anda dipengaruhi oleh apa yang telah dilakukan JASAD dalam hal baru genre Sunda DM?

Addy8: Tidak, inspirasi datang begitu saja.

Popo: Tidak hanya JASAD yang membuat music tradisional.

KJ9: Kemana saja kalian melakukan pengaturan distribusi?

Addy9: Kami telah melakukan distribusi di Eropa, di Jerman, kolaborasi dengan lokal label di Jerman,  Morbid Records. Untuk album pertama.

Popo10: Jika orang bertanya mengapa Anda memainkan musik gaya barat sementara kalian adalah orang-orang Indonesia bagaimana tanggapan anda?

Addy10: Saya tidak menyebut bahwa DM adalah sebuah aliran musik. Ini adalah music yang luas. Musik adalah bahasa yang luas. Dapat terjadi dimanapun. Tentu saja akarnya datang dari Eropa tapi setiap kota dan Negara melakukan mutasi. Kami memiliki masalah yang berbeda dari Amerika dan Eropa, kami tidak mengikuti... Kami mencoba untuk menanggapi situasi lokal kami. Kami tidak menyanyi tentang Irak dan Palestina. Kami bernyanyi tentang masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Popo11: Kapan kamu mengetahui tentang DM dan album pertama apa yang kamu tau?

Addy11: OBITUARY, Cause of Death, umur 13 tahun, ketika saya masih SMP, 1992.

KJ12: OK, ganti topik, menurut kamu kenapa scene DM di Ujung Berung begitu kuat?

Addy12: Ujung Berung [UB] seperti kota yang terisolasi. Dulu UB memiliki budaya yang buruk. Bank dunia datang dengan uang yang besar dan merubah budaya pertanian menjadi budaya manufaktur. Saya melihat semuanya berubah sangat cepat seperti remaja. Saya melihat semuanya berubah dari memancing di sungai menjadi pabrik-pabrik. Pelarian kami adalah musik. Kami memerlukan music yang lebih agresif, kami menemukan DM saat itu.  Kami rasa ini yang cocok untuk kami. Populasi UB adalah kelas menengah dan kelas bawah. Kita tidak mendapatkan informasi dan pendidikan saat itu. Kami sangat terisolasi. Kami lebih dekat satu sama lain. Kami memiliki masalah yang sama dan kesukaan yang sama terhadap musik. Persaudaraan sangat penting, kami menghargai dan saling mendukung – itu yang menjadi dasar tentang bagaimana Metal UB menjadi begitu kuat.

KJ13: Siapa band atau orang paling penting?

Addy13: Pada 1950, revolusi, kami mendapat kebebasan dari penjajah. Terdapat banyak sekali benda tradisional [artistik] di Bandung. Setelah turunnya Soekarno lalu digantikan Suharto. Kami sangat tertindas, kami mengalami trauma yang panjang, seniman dan musisi sangat tertekan, bagaimana mengekspresikan diri kami pada musik? Setelah Soeharto jatuh terjadi gebrakan, kesenian tradisional terlahir kembali dan menginspirasi. Kami mulai menggali lagi budaya dasar kami dan kami mencoba untuk mencampurkannya dengan DM.

KJ14: Apa komentar kamu tentang scene UB sekarang dan bisakah kamu menyarankan beberapa band-band baru yang bagus?

Addy14: Era sekarang berbeda. Sekarang sangat mudah mendapatkan informasi dan menemukan segala sesuatu yang kita inginkan, tinggal klik Google. Hal ini berpengaruh terhadap generasi muda. Mereka belajar sangat cepat tentang musik dan teknologi. Kami memiliki nilai dasar.

KJ15: Dapatkah band muda mempertahankan nilai-nilai DM UB yang telah dibangun oleh band-band yang lebih tua?

Addy15: Band-band muda dapat menjaga nilai-nilai dasar. UB kota yang sangat kecil, semua orang saling mengetahui satu sama lain.

Popo16: Apakah pantas untuk menyebut 90% band DM Indonesia terbesar dan tertua berasal dari Bandung? 

Addy16: Bukan yang terbesar, saya hanya merasa tua [tertawa]. Kami memberi contoh ke kota-kota lain tentang bagaimana membangun scene dan bagaimana membuat musik yang bagus.

Popo: Dan bagaimana membangun jaringan antar kota?

Addy: Ya, banyak teman datang dari kota-kota lain untuk belajar bagaimana membangun sebuah komunitas, bagaimana memiliki rekayasa sosial dalam sebuah komunitas. Dari Malang, Bali, dan Yogya [Yogyakarta] mereka datang untuk mengunjungi kami dan belajar bagaimana membangun sebuah komunitas.

Popo17: Apa aspek terbaik dari komunitas UB?

Addy17: Terbaik adalah bahwa kita bangga diri kita sendiri, kita melakukan hal-hal menarik, kita dampak satu sama lainnya, dan kami memiliki resolusi konflik.

Popo18: Aspek terburuk dari komunitas UB?

Addy18: Kami tidak memiliki fasilitas atau infrastruktur pendukung. Pemerintah masih tidak tahu berapa banyak potensi yang kami miliki, kami memberikan banyak kepada orang-orang di sini, dan kami membantu masalah pengangguran. Banyak orang menemukan pekerjaan di komunitas kami seperti crew, toko merch, dan studio rekaman. Kami memberikan banyak untuk orang-orang, untuk masyarakat. Pemerintah menutup mata mereka dengan apa yang kita lakukan sekarang.

Popo19: Anda mendorong Adyth untuk mendapatkan semangat baru untuk kembali ke DISINFECTED ketika ia bekerja di Jakarta. Mengapa Anda ingin menginspirasi Adyth?

Addy19: Dia adalah pahlawan gitar saya, saya suka DISINFECTED. Saya sedih DISINFECTED tidak bisa eksis. Saya mengatakan kepadanya "datang kembali, kita masih perlu kamu, lakukan untuk bersenang-senang".

KJ20: Sebutkan beberapa band muda yang bagus di UB sekarang?

Addy20: UNDERGOD.

KJ: Mereka masih muda?

Addy: Ya.

KJ: SAFFAR?

Addy: Ya, mereka juga bagus. DEPRAVITY SAVAGE, saya suka band itu, mereka berbeda.

KJ: Busuk Webzine memberikan sponsor untuk album baru DEPRAVITY SAVAGE.

Addy: Keren!

Popo21: Apakah kamu punya rencana untuk tour?

Addy21: Untuk tahun depan kita hanya fokus pada album berikutnya. Setelah album berikutnya selesai kita akan mulai tur lagi.

Popo22: Kapan pertunjukan yang paling mengesankan untuk kalian?

Addy22: Ini semacam pertanyaan sulit [tertawa]. Yang paling menarik adalah ketika kami memulai band, 1997-2003. Kami tidak memiliki banyak tekanan. Kami hanya bersenang-senang, bermain dengan band, dan bertemu teman-teman baru. Itu adalah pengalaman yang paling menarik dalam karir kami.

Popo23: Banyak orang berpikir FORGOTTEN pemuja setan. Bagaimana pendapatmu?

Addy23: Saya pikir orang-orang yang membenci kami masih manusia. Saya mencoba untuk tetap berkomunikasi. Saya tidak percaya bahwa kekerasan bisa memperbaiki segalanya. Mereka tidak ingin berbicara dengan kami.

Addy24: Selama mereka bukan fasis tidak masalah. Bagus untuk jadi berbeda. Itu hak mereka untuk menjadi berbeda dan percaya. Selama mereka tidak memaksakan kepercayaan mereka hal itu tidak masalah untuk kami. Apa yang mereka lakukan sangat bagus untuk bisnis mereka. Mereka menjual Tuhan mereka, seperti SLAYER yang menjual setan.


KJ24: Apa yang Anda pikirkan mengenai gerakan Satu Jari [Islam Metal] di Jakarta?

Popo25: Apakah kamu yang menulis semua lirik?

Addy25: Ya.

KJ26: Bisakah kamu memberikan komentar beberapa band-band UB: BLEEDING CORPSE?

Addy26: Tetap paling cepat dan paling brutal di Bandung!

KJ: UNDERGOD?

Addy: Unik.

KJ: JASAD?

Addy: Tertua, dengan darah segar.

KJ: Abaz [drummer baru untuk JASAD]?

Addy: Ya.

KJ: SAFFAR?

Addy: Mereka mempunyai kesempatan baik.

KJ: Sangat brutal!

Addy: Sangat brutal!

KJ: Bagaimana pendapatmu tentang wanita di scene metal seperti Popo?

Addy: Bagus. Tidak ada larangan di scene metal.

KJ: Neither forbidden nor forgotten! [lebih baik dilarang daripada di lupakan]

KJ27: Bagaimana komentarmu mengenai hubungan antara death-metal dan black-metal di Bandung?

Addy27: Kami tumbuh bersama mereka, kami sangat akrab dengan mereka. BM di Bandung tidak punya keberanian. Mereka hanya tidak memiliki keberanian. Pada 1992 majalah besar mencoba membuat berita tentang scene BM dan menyimpulkan bahwa BM adalah satanic. Mereka [band-band BM] malu untuk menunjukan diri. Mereka mempunyai ketakutan. Mereka tidak terlalu produktif disini.

Popo28: Bagaimana tanggapan pacar atau istri kamu mengenai kamu memainkan musik DM?

Addy28: Sejauh ini kami tidak ada masalah dan juga orang tua kami. Di Tv nasional kami meneriakan “God is dead” [Tuhan telah mati] tapi mereka [orang tua] tidak bermasalah dengan itu. Kami memberikan banyak penjelasan kepada mereka. Mereka tidak memiliki persepsi yang buruk.

Popo29: Kenangan terbaik selama pertunjukan?

Addy29: Pernah saya mabuk di atas panggung dan lupa apa yang saya lakukan [tertawa]. Itu adalah kenangan yang terbaik.

Popo30: Apa yang kamu harapkan dari para metalhead generasi baru?

Addy30: Lebih toleransi, lebih menghargai. Itu adalah prinsip dasar ketika kamu ingin menumbuhkan komunitas mu lebih besar dan lebih terbuka. Bangga terhadap apa yang kamu miliki. Toleransi masih menjadi masalah besar disini.

KJ31: Bagaimana perasaanmu ketika kamu melihat banyak anak-anak SMA menggunakan Tshirt band mu?

Addy31: Terasa aneh kamu tau, seperti menonton dirimu sendiri di TV [tertawa]. Mengapa mereka membeli Tshirt kami? Selama mereka suka tidak masalah.

KJ32: Ceritakan tentang buku FORGOTTEN.

Addy32: Untuk album terakhir saya senang menulis tentang apapun yang saya lihat. Saya mencoba menulis tentang cerita besar dan saya memberikannya kepada personil yang lain. Mereka mencoba membuat music dari cerita kami. Itu adalah langkah pertama creatif kami bagaimana kami membuat music. Kami mempunyai ide kenapa tidak membuat sebuah buku. Saya mengumpulkan segala macam kedalam jurnal saya dan memasukannya kedalam buku. Saya mendapat inspirasi dari Alkitab untuk gaya gambar dan sketsa, Alkitab tua.

KJ33: Apakah kamu menganut sebuah Agama?

Addy33: Agama Saya adalah kemanusiaan. Saya percaya agama adalah sebuah konstruksi social. Tidak datang dari suatu tempat, tapi datang dari sini.

KJ34:Metal scene kota mana di Indonesian yang yang kamu sukai?

Addy34: Malang. Mereka memiliki situasi seperti di Bandung. Pada jaman penjajahan Yang membangun Malang adalah Arsitek yang sama yang membangun Bandung. Kami memiliki budaya yang sama meskipun Malang bukan Sunda.

KJ35: Saya tau John Yoedi selalu menanyakan pertanyaan ini: Apa band favorite-mu dari luar Jawa?

Addy35: Saya suka DJIN dari Medan. Saya suka BARSIMBAH-DARAH, grindcore dari Bali, dan DEAD VERTICAL dari Jakarta.

KJ: Dari luar Jawa! Sepertinya sulit untuk memikirkannya?

[semua tertawa.]

Addy: ENGORGING dari Samarinda.

KJ: kami telah membuat BUSUK EXTREME METAL FEST pertama di Balikpapan minggu lalu.

Addy: Saya tau DEVASTATION (SAMARINDA). Mereka perlu menemukan studio yang tepat untuk music mereka.

KJ: Itu adalah masalah di Kalimantan Timur.

Addy: Ya.

KJ36: Apa pendapatmu tentang BUSUK WEBZINE?

Addy36: Saya membacanya, keren. Harusnya kamu membuat Salinan cetak. Disini internet masih mahal untuk sebagian orang. Kamu perlu membuat salinan fisik, bagus untuk para kolektor.

KJ: Tapi salinan fisik memiliki tenggat waktu!

Addy: Yeah, dan semua orang membencinya [tertawa].

Popo37: Ketika orang mengatakan bahwa kamu adalah band besar di Indonesia dan kamu menginspirasi banyak band di Indonesia, bagaimana tanggapanmu?

Addy37: OK, pertama…

Popo: Apakah kamu senang?

Addy: kami bukan band besar…

Popo: Seperti PETERPAN?

Addy: Kami bukan PANTERA; kami tidak berusaha untuk menjadi terkenal. Kami berusaha membagikan persepsi kami kepada orang-orang. Kami menggunakan bahasa Inggris dalam album pertama setelah itu tidak pernah lagi karena orang-orang tidak mengerti liriknya. Ada baiknya untuk berbagi pendapat kami dengan orang-orang. Orang-orang bisa setuju atau tidak - bagus untuk membangun opini di masyarakat sehingga mereka dapat berpikir.

Popo38: Apakah larangan di radio mempengaruhi penulisan lirik?

Addy38: kami tidak mengambil pusing terhadap itu. Kami membuat band ini untuk bersenang-senang; ini bukan pekerjaan atau karir. Kami tidak kehilangan apapun dari sebuah larangan..

Popo39: Masihkan kamu melakukan pertunjukan?

Addy39: Tentu saja, kami memiliki hubungan dengan kota-kota lain; kami masih bisa menyebarkan album kami. Kami tidak berusaha mencari uang dari band, kami tidak merasa rugi.

Popo: Ya, ya, ya.

Addy: FUNERAL INCEPTION (JAKARTA) memiliki masalah yang sama dengan kami.

KJ: Dan UMBRA MORTIS (JAKARTA) mereka berubah dari black-metal ke power-metal.

Addy: Saya ingin menunjukan kepadamu SMS dari kelompok muslim radikal, sayangnya handphone saya habis baterai.

Popo40: Kami menggunakan dua bahasa di BUSUK WEBZINE, bagaimana pendapatmu?

Addy40: Bagus. Orang Indonesia tidak memiliki budaya membaca, kami memiliki sejarah lisan. Bagus untuk orang yang membaca untuk mendapatkan informasi dari scene metal dan bagus untuk dokumentasi. Kritikan saya adalah kamu tetap harus membuat salinan fisik. Internet masih sangat mahal dan masalah di luar jawa. Kami memiliki kurangnya teknologi di luar Jawa.

Popo41: Ketika orang di USA dan Eropa membaca wawancara ini apa yang ingin kamu beritau kepada mereka?

Addy41: Hubungan akan lebih dinamis. Orang-orang bisa belajar tentang kedinamisan komunitas [UB], seberapa besar kami, bagus untuk mereka tau. Kami mencoba membuat hubungan internasional lebih luas dengan US dan Eropa.

Popo: Apa yang ingin kamu sampaikan kepada mereka?

KJ: Adakah pesan untuk mereka?

Addy: Intinya kami memainkan musik yang sama, kami memiliki persamaan budaya [metal] tapi masalahnya yang berbeda. Masalah disini lebih nyata. Disini metal hanya untuk bersenang-senang. Kami tidak bisa menghidupi istri dan anak kami dari band. Kami mencoba membuat metal menjadi pokok seperti yang kami lakukan dalam istilah ekonomi. Kami melakukan apa yang kami bisa, sesuai keadaan ekonomi kami. JASAD atau DISINFECTED akan lebih kaya di USA atau Eropa.

KJ42: Adakah pesan untuk para fans di Indonesia?

Addy42: Dukung apa yang kami lakukan, itu saja. Terima kasih atas dukungannya selama ini, hingga 19 tahun sekarang.

Popo43: Apakah kamu punya masukan untuk BUSUK WEBZINE?

Addy: Buat cetakan fisik.

KJ: Mungkin akan membutuhkan banyak uang…

Addy: berdasarkan pengalaman saya sangat bingung melihat informasi di internet. Bingung untuk membuka banyak halaman. Kamu memerlukan banyak energi untuk membaca didepan layar LCD. Mungkin saya terlalu tua [tertawa]. Itu sebabnya saya tidak menyukai halaman internet, sangat melelahkan.

Popo44: Apakah kamu mempunyai rencana untuk menerjemahkan buku-mu kedalam bahasa Inggris?

Addy44: Tentu saja saya menginginkannya. Sangat banyak teman di Eropa ingin membacanya.

KJ: Ada komentar terakhir?

Addy: Cukup! Wawancara yang sangat seru.

[Setelah ini kami merasa sangat kelelahan, mala mini terasa sangat panjang. Kami membeli beberapa merchandise, mengambil beberapa gambar, dan lalu Bobby Rock datang menjemput kami.]

[Translation oleh Popo, vokalis DEMONS DAMN.]
FORGOTTEN band Future Syndrome era (1997)
FORGOTTEN band, 1997, Future Syndrome era. Left to Right: Addy Gembel (vocals), Dadang "Kudung" (drums), Zoteng Kampret (guitar), Dadan Kardun (bass), and Ferly (guitar) (now Jasad & Kaluman).

No comments:

Post a Comment

CONCERT REVIEW: SAXON, live @ Barrowland Ballroom, Glasgow, Scotland, 21 November 2022, by KIeran James.

SAXON concert review – Glasgow, Scotland, 21 November 2022, by Kieran James “We stood in the dark and the band played on” It wasn’t a no...